Ya. Scientists of Central Rice Research Institute (CRRI), developed new rice variant named " Aghaono Bora ", a soft rice or komal chawl, takes 45 minutes if soaked in normal water and if the water is lukewarm, it is ready in 15 minutes. Para ilmuwan dari Pusat Rice Research Institute (CRRI), yang dikembangkan varian padi baru bernama "Aghaono Bora", yang lembut Komal nasi atau rumah petak, memakan waktu 45 menit jika direndam dalam air biasa dan jika air suam-suam kuku, ini siap dalam 15 menit. Namun, varietas padi yang lembut tumbuh di Assam dan Utara-Timur, sudah siap untuk dimakan setelah direndam dalam air tawar. it is a low-yielding crop that grows only in a cool climate. itu adalah rendah menghasilkan tanaman yang tumbuh hanya dalam iklim yang dingin.
Bila beras bisa disantap sebagai nasi tanpa perlu ditanak terlebih dahulu, maka itu merupakan penghematan energi dan tenaga yang cukup berarti. Beras yang demikian benar-benar ada di India, dari satu jenis tanaman padi yang disebut padi lembut (soft rice). Namanya dalam bahasa lokal: komul saul.
Para ilmuwan pusat penelitian padi India, Central Rice Research Institute (CRRI) di Orissa telah mengembangkan padi lembut dan berniat meluaskan budidayanya ke seluruh India. Sehingga satu waktu nanti, ratusan juta penduduk India bisa menikmati nasi dari beras yang tidak ditanak atau dimasak.
Padi lembut tersebut sudah dikenal sejak lama di India, tetapi ditemukan tumbuh hanya di kawasan tenggara negara bagian Assam. Di daerah tersebut, komul saul sudah sejak dahulu dimanfaatkan sebagai padi konsumsi. Masyarakat setempat memiliki resep tradisional, yakni merendam beras komul saul dengan air selama satu malam lalu menyantapnya bersama minyak mostar (mustard) dan bawang.
Di waktu lalu, budidaya padi lembut itu tidak berkembang dan meluas ke luar Assam tenggara karena hasilnya atau produktivitasnya rendah. Untuk memperoleh padi lembut yang produksinya tinggi dan bisa pula tumbuh baik di kawasan lain yang iklimnya berbeda dengan daerah Assam, para ilmuwan CRRI telah mengembangkan varietas padi hibrida dari komul saul tradisional dengan padi reguler yang hasilnya tinggi. Salah satu varietas padi hibrida tersebut yang kini menjadi andalan ialah yang dinamai Aghunibora.
Direktur CRRI, Dr. T.P. Adhyua menjelaskan uji lapang aghunibora telah memberi hasil positif yang menunjukkan bahwa varietas ini bisa ditanam di daera-daerah yang berbeda iklimnya di India. Ini pertama kali, padi lembut ditanam di mana saja di negeri itu. Pengembangan ini, lanjutnya, memungkinkan masyarakat di seluruh negeri bisa menyediakan dan menyantap nasi cukup dengan merendam berasnya.
Para Ilmuwan dari CRRI, salah satu lembaga penelitian utama pada biji-bijian di dunia, mengembangkan hibrida lunak tradisional nasi dengan berbagai unggul beras biasa, yang dapat tumbuh di berbagai iklim di seluruh India.
"We wanted to see whether the same rice can be grown here and retain the same properties. We saw it behaves the same way. Simply soak it in water and the rice is ready to eat but the quality of water has to be clean and potable. The idea is to avoid any waterborne disease," said Tapan Kumar Adhya, director, CRRI. "Kami ingin melihat apakah beras yang sama dapat tumbuh di sini dan mempertahankan sifat-sifat yang sama. Kami melihatnya berperilaku dengan cara yang sama. Cukup rendam dalam air dan nasi siap untuk dimakan, tetapi kualitas air harus bersih dan bersih . Idenya adalah untuk menghindari penyakit ditularkan melalui air, "kata Tapan Kumar Adhya, direktur, CRRI.
“This rice variety, which comes under soft rice category, helps in saving fuel as it doesn't require any boiling ,” said Tapan Kumar Adhya. "Ini varietas padi, yang datang di bawah kategori beras lembut, membantu dalam penghematan bahan bakar karena tidak memerlukan mendidih," kata Tapan Kumar Adhya.
In Orissa where 'pakhal' or cooked rice fermented in water is a hot favorite, the soft rice is expected to be a hit. Di Orissa di mana 'pakhal' atau nasi difermentasi dalam air adalah favorit panas, beras yang lembut diharapkan menjadi hit. It's environment-friendly and will save a huge amount of fuel and time. Itu yang ramah lingkungan dan akan menyimpan sejumlah besar bahan bakar dan waktu.
Berita Biotechnologi lainnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar